Menertawakan Kematian
Suatu sore nanti di beranda
kita akan jadi tua renta,
papa dan tak berdaya
Lalu kita akan sibuk mengutuk-ngutuki nasib dan negara,
pemerintah, dan para dewata
Bagaimana keduanya tak pernah benar-benar berpihak kepada kita
Dengan tanganmu yang keriput
masih kau rajut mimpi-mimpi kusut
jadi baju hangat untuk
segala kenangan dingin yang tak mau lagi kita ingat
Sedang aku lelah pasrah
berbaring menunggu disebelahmu,
dengan sakitku yang semakin hari semakin semerawut
Diluar, perang dan banjir
sama-sama tak pernah surut
Anak-anak kita pergi jadi serdadu
dan pulang jadi debu dan bubuk mesiu
Di atas kota dan di kabar berita
langit marah dan memerah
sebab matahari telah mati dibunuh
darahnya tumpah dan luruh
jatuh di atas laut dan pantai yang basah
Lalu seketika malam pun tiba di depan rumah
Kemudian kematian akan memasuki kamar tidur kita seperti pencuri
Dan kita hanya akan tertawa,
berdua.